Welcome to Basecom Analysis, Please Leave Your Comment Alamat. Jl. Sunan Ampel Kedung malang Purwokerto CP. 081226944797

Sabtu, 31 Desember 2011

ANALISIS HUBUNGAN TARIF PULSA PHONE SELULER DENGAN VOLUME PENJUALAN KARTU PERDANA ESIA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA

I.  PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia teknologi yang sangat pesat saat ini, nyata berdampak positif pada kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan tekonologi, bidang telekomunikasi juga  mengalami kemajuan yang cukup pesat. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting yang dianggap mampu membantu hidup manusia
Perkembangan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri  telekomunikasi dan informasi di tanah air sudah semakin maju, Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan telekomunikasi  seperti Indosat, Telkomsel, XL, Flexi, Esia. Mereka memasarkan produknya tidak hanya di kota-kota besar saja, di daerah-daerah juga bermunculan cabang-cabang untuk mendukung penjualannya. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat  telah memunculkan persaingan yang kompetitif  yaitu berupa perang tarif.
Menurut Sarwoto (2010) Direktur Utama Telkomsel, dampak perang tarif mulai dirasakan operator telekomunikasi. Apalagi saat menghadapi krisis keuangan global dan tingginya depresiasi rupiah. Biaya operasional mengalami peningkatan hingga dua digit, sementara pertumbuhan pendapatan hanya satu digit.
Sebagai contoh peraturan dalam tarif bayar, dimana tarif maksimum nya yakni 140 persen diatas tarif pasca bayar. Masih ada lagi pengaturan tentang biaya airtime yang menurut Keputusan Menteri no. 27/1998 yang menyatakan biaya airtime untuk peak hour Rp 406,- dan off peak hour Rp 325,-. Dan yang tak kalah pentingnya yaitu komponen interkoneksi yang memainkan fungsi sebagai penghubung ke Stasiun Telepon Bergerak Selular (STBS) antar operator, dan Public Switched Telephone Network (PSTN) Telkom.
Jika peraturan dilanggar tentu akan ada sanksi, dan rasanya belum ada yang berani hingga kini, malah dengan persaingan yang semakin sengit, apalagi ditambah dengan masuknya fixed wireless CDMA maka tarif seluler cenderung dapat turun, Ini sangat mengkhawatirkan, sebab fixed wireless memiliki kemampuan mobile dengan tarif lokal. Sedangkan komponen tarif jasa data, seperti SMS, dan value added service pricing nya diserahkan pada mekanisme pasar.
Kemudian terdapat komponen biaya tarif yang didasarkan pada overhead cost. Komponen yang ini tidak diatur oleh pemerintah, misalkan seperti biaya operasional yang harus dilakukan, seumpama penambahan, dan perawatan jaringan BTS. Biaya overhead tidak bersifat transaparant sebab merupakan rahasia perusahaan yang memang dilindungi dalam Undang-Undang perusahaan. Sementara Indah Suksmaningsih, ketua YLKI mengatakan memang seluler bukan produk publik, namun menurut Indah seyogyanya pemerintah mendorong agar operator lebih transparan, termasuk soal overhaed cost, mengingat jumlah penggunanya semakin banyak.
Penetapan tarif esia didasarkan pada keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 35 tahun 2004.  Dalam penerapannya, tarif yang dikenakan untuk layanan Esia pascabayar terdiri dari biaya bulanan, biaya pemakaian dan biaya fasilitas tambahan. Sedangkan untuk layananan Esia prabayar, tarif yang dikenakan terdiri dari biaya pemakaian dan biaya fasilitas tambahan.
B.     Perumusan Masalah
Dari uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Apakah terdapat hubungan yang signfikan antara kebijakan tarif pulsa phone seluler dengan volume penjualan kartu perdana esia
Apakah peningkatan volume penjualan kartu perdana esia  berpengaruh signifikan  terhadap peningkatan laba bersih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar